Headline (masail rubrik)
POPULARITAS GURU DAN SISWA
Oleh : Akhmad Andi Syafii Noor
Dalam dunia pendidikan pasti akan tercipta ineraksi antara seorang pendidik dan yang dididik atau biasa kita sebut dengan Guru dan Siswa. Pola interaksi (pergaulan) antara guru dan siswa sangat penting bagi keberhasilan proses pendidikan karena didalamnya terjadi transformasi ilmu dari seorang guru kepada muridnya.
Sering kita dengar dalam berita atau di lingkungan kita kalau terjadi kekerasan terhadap siswa yang dilakukan oleh seorang guru, baik kekerasan fisik yang berupa pukulan, tamparan, penindasan dan lain sebaginya. Ataupun kekerasan barupa psikis, seperti adanya tekanan dalam pendidikan, pelecehan, dipermalukan di depan teman-teman dan lain-lain. Sehingga guru dipandang sebagai sosok yang menyeramkan, menakutkan dan galak. Itu sebagai contoh guru yang kurang baik.
Guru yang ideal mempunyai peran ganda dalam menyampaikan ilmu, pertama: Guru sebagai Pemimpin, maksudnya sebagai seorang pemimpin pasti guru akan mengayomi bawahannya (siswa), memberikan tauladan yang baik karena sikap seorang pemimpin pasti akan ditiru oleh anak buahnya atau dalam bahasa jawa Guru bisa diartikan digugu lan ditiru (didengarkan/dilihat dan dipraktekkan), maka seluruh kegiatan guru secara tidak langsung dinilai oleh muridnya, mau nilainya baik atau buruk itulah yang akan diterima oleh siswa bahkan dipraktekkannya. Kemudian pemimpin akan bersikap adil dan tegas, dalam hal ini guru tidak boleh pilih-pilih siswa dalam menyampaikan ilmu, baik yang perempuan ataupun yang laki-laki porsinya harus sama.
Kedua : Guru sebagai Ayah, Guru yang mengajar hendakya menumbuhkan sikap kasih sayang kepada anak-anaknya yang belajar kepadanya. Guru diserukan bersikap lemah lembut, belas kasih, dan santun, selalu memberikan dorongan, mendidik dengan giat dan tekun, selalu bersemangat, memberikan rasa aman dan pujian sewajarnya. Sikap-sikap itu merupakan bagian dari kasih sayang guru kepada anak-anaknya. Guru harus memposisikan diri pada siswa laksana orang tuanya sendiri. Rasulullah SAW sebagai guru besar memosisikan hal yang sama kepada para sahabatnya, sabda beliau :
إﻧَّﻣَﺎ ﺃََﻧَﺎ ﻟَﻛُﻢ۫ ﺒِﻤَﻧ۫ﺰِﻟَﺔِ ﺍﻟﻮَﺍﻟِﺪِ ﺍُﻋَﻟﱢﻤُﻜُﻢ۫
“Sesungguhnaya aku laksana kedudukan ayah yang memberikan pendidikan kepada kamu.” (HR. Abu Dawud).
Ketiga : Guru sebagai Teman, maksudnya guru harus akrab dan dekat dengan siswa. Karena ketika kita berbincang atau komunikasi dengan teman dalam belajar tidak akan ada rasa canggung atau malu dalam menyampaikan suatu permasalahan, begitu pula seorang siswa diharapkan bisa mengungkapkan segala sesuatu yang memang belum tahu penyelesainnya kepada guru tanpa ada perasaan takut atau malu.
Ketika guru bisa melaksanakan peran tersebut, maka tidak akan ada kesan bahwa seorang guru itu galak, menakutkan, angker dan lain sebagainya. Walaupun demikian ketiga peran guru tersebut diatas ada suatu porsi dan tempat yang sesuai dalam penerapannya, jadi harus menyesuaikan situasi dan kondisi.
Sebagaimana guru menyayangi anak, maka seorang anak / siswa harus menghormati orang yang lebih tua (guru), siswa tersebut hendaknya memosisikan guru di tempat yang terhormat, ia tidak boleh menghina mengejek ataupun bergurau dan membuat gaduh di dalam kelas atau juga tidak memperhatikan guru. Bertata karma yang baik, harus tunduk, patuh dan mendengarkan ucapan guru, serta bersikap sopan, ia ditekankan agar tidak suka membantah, menentang dan melawan gurunya. Karena kenyataan saat ini banyak yang dipraktikkan siswa adalah sebaliknya, siswa bersikap arogan kepada guru, tidak ada tata krama ketika berhadapan dengan guru, menggunakan bahasa yang kurang sopan atau bahasa ngoko - dalam jawa -, suka tawuran dan sebagainya. Hal ini terjadi karena siswa belum memposisikan dirinya sebagai seorang siswa sepenuhnya.
Sahabat Ali bin Abi Thalib memiliki wasiat yang lengkap dan penting tentang tata krama anak didik kepada gurunya. Wasiat ini diriwayatkan oleh al-Khatib dalam kitab Jami’ : Di antara hak yang harus kamu tunaikan kepada seorang yang alim (guru) ialah memberikan salam penghormatan kepada orang banyak secara umum dan kepada orang alim secara khusus, duduk didepannya, tidak memberi isyarat didepannya dengan tangan atau kedipan mata dan tidak mendahului di tempat duduknya.”
Kemudian siswa juga mempunyai tugas yang penting agar transformasi ilmu dari seorang guru bisa masuk kedalam dada siswa diantaranya :
1. Belajar yang sungguh-sungguh
Tugas belajar adalah tugas yang tidak berkesudahan, karena itu merupakan kewajiban mulai dari dalam kandungan seorang ibu hingga menempati liang lahat, yaitu tempat akhir kita di dunia. Belajar kalau kita lakukan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang maksimal serta memuaskan. Jangan berharap kita jadi orang yang sukses kalau kita tidak pernah serius dalam melakukan sesuatu.
2. Menanamkan kedisiplinan
Seringkali kita menunda-nunda pekerjaan sehingga akan membuat pekerjaan kita menjadi semakin berat karena bertumpuknya pekerjaan yang satu dengan yang lain. Padahal Al Qur’an mengajari kita untuk beretos kerja tinggi dan tidak membiarkan ada waktu yang terbuang tanpa manfaat. Kalau kelemahan ini dapat kita benahi maka kita akan merasakan satu langkah lebih maju.
3. Jangan puas dengan yang kita hasilkan
Sebagai umat muslim kita harus tanamkan motto “puaslah dengan apa yang kita usahakan tapi jangan puas dengan apa yang kita hasilkan” dengan demikian kita tidak akan pernah kehilangan semangat belajar kita dan tidak akan berhenti mengejar ilmu sampai kita masuk liang lahat.
4. Berakhlakul karimah
Akhlakul karimah adalah sikap spontanitas untuk berbuat sebaik mungkin dalam menghadapi permasalahan yang ada. Akhlakul karimah adalah suatu sikap yang tercermin dalam Al Qur’an dan tergambar dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Jika kita bisa melakukan hal ini kita bisa mempunyai pondasi yang kuat untuk ilmu kita.
5. Bertawakal kepada Allah
Tawakal adalah suatu penyikapan untuk menyandarkan segala persoalan yang dihadapi kepada Allah. Sikap ini didasari pada keimanan yang berprinsip bahwa segala sesuatu berawal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Dengan demikian maka akan tertanam dalam jiwa rasa ketentraman dan ketenangan yang terarah dalam menuntut ilmu.
Bersyukurlah bagi para siswa yang mencari ilmu umum dan ilmu agama dalam satu tempat, termasuknya di SMP Terpadu Al Fusha tercinta ini. Karena didalamnya diajarkan ilmu agama dan umum secara terpadu sehingga tercipta siswa yang intelektual dengan dasar agama yang kuat. Semoga yang kita usahakan mendapat ridho Allah SWT serta mendapatkan ilmu manfaat di dunia dan di akhirat kelak. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar