Sarana Ekspresi Santri "Al Fusha" Al Uswah Line: Figur

Sabtu, 05 Oktober 2013

Figur



 
DENE RUKUN YEN KATINGGAL KANTI LALI    ORA BATAL NANGING WAJIB AMBALENI
KANTI TERTIB NULI SUNNAH SUJUD SAHWI   IKI KABEH NGERTENONO TITI SURTI

Sepenggal bait ini begitu menggelitik karena kesederhanaan bahasa dan dalamnya arti, siapakah yang menggubahnya?...beliau adalah KH. Said Bahruddin Khoirol Jaza, siapakah beliau?...   

Beliaulah figure Al Uswah kita pada edisi  Aluswah kali ini.
Karena halaman yang  terbatas maka untuk mengenal beliau penulis hanya akan mengenalkan secara singkat tentang perjuangan beliau dalam membuka dan merintis pesantrennya dan mendidik putra-putri dan santrinya saja, tentu saja di sertai biodata ringkasnya.
1.      Maulidnya
Beliau di lahirkan di desa Simbangkulon Buaran pada tahun 1938 M. dari seorang ayah yg bernama KH. Ahmad Ja’iz dan Ibu Hj. Saodah dengan nama kecil M. Khaeron,  diantara saudara sekandungnya adalah KH. Ilyas jaza ( ulamabesar di Buaran) Nyai Hj. Aslachiyyah (Istri dari KH. Ahmad Muthohhar Mranggen) dan Kyai Miftahjaza.
2.      Pendidikannya
Beliau mesantren di Patebon Kendal dan Lasem juga sering mengaji di sampangan kepada KH. Subkhi Masyhadi  kepada beliau Habib Ali Alattas Pekalongan. Di antara guru-gurunya adalah KH. Ma’shum , KH. Baidlowi, KH. Masduqi, KH. Manshur semuanya dari Lasem, juga KH. Thohir sepuh dari desa Jenggot Buaran pekalongan yg mengijazahkan dala’il kepada beliau.
3.      Kehidupan rumah tangganya
Pada tahun 1960 beliau menikah dengan seorang gadis yg bernama Illiyyah dari desa Kranji putrinya KH. Jazuly dan di karuniai 8 orang putra-putri, yaitu Ust. H. Haidar, Ibu Nyai Hj. Mizyati dewi, KH. Dzilqon ,Ust. H. Abdul Qohir Al Jurjany ,Ust. H. Moh. Zufar Mubarok, Ust. Moh. Naqib Al-murtadlo, Ustd. Hj. Nubdzati Saodah dan Ustd. Hj. Khuroiqoti Sufya.
Pada tahun 1991 beliau melaksanakan Ibadah haji bersama sang istri, dan dari kepergian haji ini nama beliau beserta istrinya di ganti menjadi KH. Moh. Said Bahruddin Khoirol Jaza dan Ibu Nyai Hj. Illiyyah menjadi Chimdatie lliya bahriya, dan atas do’a beliau berdua Alhamdulillah seluruh anak dan menantunya kini telah menunaikan ibadah haji semua.
4.      Perjuangan dalam pendidikan
Sebagai seorang manusia yang terdidik dari maha guru-maha guru ampuh di masanya , beliau menjadi seorang yang religious tapi moderat, hal ini bias  penulis ketahui dengan menulusuri peninggalan-peninggalan ilmiyah beliau, di antaranya adalah di masanya beliau mendirikan semacam jama’ah sholat tahajjud, setiap malam beliau membangunkan anggota-anggotanya dengan telefon supaya bangun melaksanakan tahajjud, beliau juga mengubah buku-buku atau lampiran - lampiran berbagai macam do’a di setiap kesempatan, hal itu penulis yakini merupakan dakwah beliau dalam mengajak kawan - kawanya untuk  mendekat kepada Allah ta’ala, dan  dalam rangka dakwah pula beliau mendirikan pesantren yang sebagian tujuannya adalah memberikan fasilitas kepada para anak sekolah untuk mengaji , dalam pemikirannya bila pesantren menolak keberadaan anak sekolah maka seluruh anak sekolah tidak ada yang bisa mengaji, dan itu adalah diskriminasi yang tentu tidak di perbolehkan dalam islam, maka berdirilah pesantren yang di rintisannya pada tahun 1981 dengan nama ASMA CHUSNA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar